Ibu ibu gagalkan dangdutan.
Yang mengumbar aurat.
Gagal manggung
Aktivis Mahasiswa
Minggu, 24 September 2017
Minggu, 10 September 2017
Pacaran Berkedok Taaruf I Antara Pacaran vs Ta’aruf
Pacaran Berkedok Taaruf, antara pacaran vs ta’aruf
Banyak
remaja sekarang yang terjebak dengan tipu muslihat syaitan dengan cara
berpacaran. Padahal sudah jelas hal tersebut dilarang dalam agama, sebab
akibat yang ditimbulkannya pun bukan hanya berdampak buruk pada sang
pelaku, namun juga buruk bagi masyarakat, agama dan lainnya.
Berbeda
dengan kaidah yang telah diajarkan dalam agama, jika seorang pemuda
telah merasa cocok dan ingin menjalin hubungan yang lebih serius lagi,
maka islam telah memberikan jalan dengan cara ta’aruf. Ingat… ta’aruf
bukan pacaran.
Kenapa harus memilih untuk ta’aruf dibandingkan dengan berpacaran?
Pertama,
ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah . Jadi
kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi
ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus.
Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak
cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah
niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal
saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun
merugikan.
Kedua,
ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar
informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya .
Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya
diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di
kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti
mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya.
Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang
yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si
calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang
pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan
dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit
gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap
berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen
atau hasil ngerengek ke ortu tuh) he he he.
Ketiga,
dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya . Hal
ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap
membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu
yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama
pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah
sia-sia belaka?
Keempat,
melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan
. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang
sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat.
Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat
istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang
hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk,
tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi
karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima,
kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah
(lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama . Ini bisa menghindarkan
kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada
perasaan ”digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas
tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam,
dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan
perempuan . Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi
kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar
dari zina.
Nah
ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah
diridhoi Allah. Jadi, …kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan
menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan
mendapat murkaNya (kisahislami)
Rohingya Terkini
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Setelah melintasi perbukitan terjal dan hutan rimbun selama 11 hari, penduduk Rohingya dari Buthidaung mulai memasuki Bangladesh.
tirto.id
-
Kisah mengerikan tentang kekejaman militer Myanmar dituturkan oleh orang-orang Rohingya dari Buthidaung,
sebuah kotapraja di Negara Bagian Rakhine. Mereka menggambarkan
beberapa desa terbakar jadi puing abu, anggota keluarga mereka dibunuh,
desa mereka menjadi wilayah yang bersih dari umat muslim.
Sejak 3
September lalu, pasukan penjaga perbatasan Bangladesh membawa semua
pengungsi yang melintasi perbatasan ke sebuah kamp darurat baru di
Teknaf usai menyeberangi Sungai Naf.
Permukiman darurat baru di daerah Putibunia sekarang menjadi tempat penampungan bagi 10.000 pengungsi Rohingya.
Di
permukiman sementara Putibunia, sekitar 100 keluarga dari Buthidaung
telah melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Riajul
Karim dan Mohammad Nosim, keduanya tinggal di jalur desa Taung Bazar di
Buthidaung, mengatakan desa mereka memiliki 10.000 penduduk etnis
Rohingya. Mereka mengklaim 250 orang di antaranya dibunuh oleh militer
Myanmar.
“Yang lainnya melarikan diri dari desa,” kata Karim dan Nosim.
Karim
berkata, "Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bagaimana
militer merampok desa kami, membakar rumah-rumah, dan membunuh
orang-orang."
Militer datang ke desa-desa muslim etnis Rohingya untuk mencari baghi—istilah setempat untuk menyebut “pemberontak” Rohingya.
Bahkan
Karim masih ingat dan bisa mengidentifikasi beberapa tetangganya yang
dibunuh oleh militer Myanmar: Jaber, Mojibullah Mouluvi, Amir er Din,
Omar Faruk, Abdul Aziz...
share infografik
Orang-orang Rohingya mengungsi setelah kampung mereka dibakar dan diburu oleh pasukan militer Myanmar.
Taktik Bumi Hangus oleh Militer Myanmar
Ketika ditanya jenis senjata apa yang digunakan Tatmadaw, nama resmi militer Myanmar, saat beroperasi di desanya, Karim menjawab, "Mereka menggunakan peluncur roket. Dan berdiri 200 meter dari rumah dan meluncurkan roket itu ke rumah kami dan membuat rumah kami terbakar."
Melihat kampungnya luluh lantak dan nyawa terancam, Karim dan ribuan muslim Rohingya lain melarikan diri ke Bangladesh.
Mereka
melintasi tiga gunung besar dan gunung kecil lain selama sebelas hari.
Hingga akhirnya mereka bisa sampai ke perbatasan dan dibawa ke pemukiman
pengungsi sementara oleh penjaga perbatasan Bangladesh.
Berdasarkan kesaksian orang-orang Rohingya yang kabur dari Buthidaung, orang-orang mogh—sebutan
lokal untuk orang Buddha di Rakhine—ikut pula menyerang dengan parang
sesaat setelah tentara menembakkan roket dan membakar rumah.
“Orang-orang mogh berteriak (kepada kami), 'Lari! Lari! Lari!” ujar Nosim.
Nosim mengatakan, setelah mendengar teriakan itu, orang-orang Rohingya lari kocar-kacir. Dan jika orang-orang mogh
menemukan seorang Rohingya, ujarnya, mereka akan membacok si malang
dengan parang. Itulah kenapa dari foto-foto korban di Rakhine, lazim
ditemui mayat yang dipenuhi sayatan dan bacokan senjata tajam.
Serangan oleh Arakan Rohingya Salvation Army
(ARSA/ Tentara Pembebasan Rohingya Arakan) terhadap pos pasukan
keamanan Myanmar terjadi di Buthidaung, Maungdaw, dan Rathedaung pada 25
Agustus. Dan diyakini bahwa ketiga kota kecil di Negara Bagian Rakhine
ini terkena dampak paling parah akibat konflik terbaru ini.
share infografik
"Kami harus sembunyi-sembunyi saat berjalan ratusan kilometer untuk sampai selamat ke Bangladesh," ujar pengungsi Rohingya.
Nasib Tak Tentu Orang Rohingya dari Rathedaung
Kontributor lepas Tirto di lapangan hingga kemarin, 6 September, hanya bisa berbicara dengan penduduk desa dari Buthidaung, yang telah menyeberang ke Bangladesh untuk mencari tempat berlindung. Mereka berkata bahwa orang-orang Rohingya dari Rathedaung diyakini membutuhkan dua hari lagi untuk sampai ke Bangladesh karena lokasinya sangat jauh untuk sampai ke perbatasan.
Orang-orang Rohingya dari Buthidaung yang selamat menyampaikan pesimismenya terhadap karavan manusia dari Rathedaung.
Agak
sukar, kata mereka, orang Rohingya dari Rathedaung bisa menyeberang ke
Bangladesh. Mereka harus melintasi daerah sungai dan perbukitan di bawah
kendali militer Myanmar.
Rathedaung berjarak sekitar 54 km dari
Buthidaung. Buthidaung berjarak sekitar 40 km dari Maungdaw. Dan
Maungdaw berjarak kurang dari 10 km dari Bangladesh. Praktis pengungsi
dari Rathedaung mesti menempuh sekitar 100 km perjalanan melalui hutan
dan naik-turun perbukitan.
share infografik
Kamp-kamp darurat baru seadanya di Teknaf dibuat untuk menampung ribuan pengungsi baru Rohingya.
Kisah Pilu Pengungsi dari Buthidaung
Orang-orang Rohingya sesekali harus menyeberangi sungai. Tentara Myanmar memusatkan kekuatan di tepi sungai dan perbukitan. Kabar terbaru menyebutkan pasukan di areal ini meminta bantuan pasukan udara untuk menghentikan eksodus pengungsi Rohingya. Orang Rohingya harus kucing-kucingan demi menyeret nyawa.
Beruntung bagi mereka yang
bisa kabur. Tetapi bernasib celaka bagi yang bersua militer di tengah
perjalanan, sebagaimana disaksikan oleh Nur Ankish.
Wanita
berusia 21 tahun ini kabur dari Desa Khanjarpara, Buthidaung, “Militer
Myanmar membawa kekuatan besar ke desa kami dan setidaknya membakar 200
rumah.”
“Militer telah menahan begitu banyak anggota laki-laki
dari desa kami dan pertama-tama menempatkan mereka di suatu tempat
sembari mengikat tangan ke belakang dan membawa mereka pergi," kisah Nur
Ankish.
Ia juga mengatakan, terkadang di tempat yang sama, militer melepaskan tembakan ke orang-orang Rohingya.
Nur
berkata, ia kehilangan beberapa kerabatnya, “Adik suamiku, Abdul
Aziz; tetanggaku Mohammad Amin dan Mohammad Rafiq ditembak mati oleh
militer Myanmar.”
Kisah nahas dialami pula oleh Kulsuma Khatun.
Ia tiba ke Bangladesh baru-baru ini dan, sama seperti Nur, berasal dari
Buthidaung. Ia duduk di bawah langit terbuka karena masih belum
mendapatkan tempat layak di kamp sementara.
Kulsuma masih shock berat. Beberapa hari sebelumnya, anaknya, Mohammad Rafiq, tewas diterjang peluru panas militer Myanmar.
Kulsuma
menuturkan bagaimana ia menyaksikan kematian anaknya. Ia pilu dan hanya
bisa pasrah saat anaknya meregang nyawa dan ia tak punya kuasa untuk
memberontak.
Jangankan memberontak, katanya, membantah pun ia kelu. Ia memilih membisu agar selamat dari orang-orang bersenjata di dekatnya.
“Anak
laki-lakiku berusia 26 tahun terbunuh oleh militer tepat di depan mata.
Militer datang ke rumahku dan mencari pemuda. Anakku dibawa ke luar
rumah dan ditembak mati. Mereka langsung mencurigainya sebagai baghi.”
share infografik
Krisis terbaru Rohingya membutuhkan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin di perbatasan Bangladesh.
Trauma Parah bagi Anak-Anak
Menurut kesaksian pengungsi Rohingya, kekejian lain dari operasi militer Myanmar selama dua pekan terakhir juga menyebut bahwa Tatmadaw membawa anak-anak dari pelukan ibu untuk kemudian memisahkannya atau membunuhnya. Hal ini terjadi di empat desa di utara Maungdaw.
Informasi ini sejalan temuan UNICEF pada 4 September: setidaknya ada 26 anak tanpa pendamping dirawat oleh organisasi perlindungan anak PBB itu.
Anak-anak
ini melewati perbatasan tanpa pendamping; sebagian dari orang tua dan
keluarga mereka telah tewas. Pejabat UNICEF, Christophe Boulierac,
berkata kemungkinan besar makin banyak temuan serupa di hari-hari
mendatang.
Selain itu, ia mengatakan, banyak anak yang melarikan diri ke Bangladesh mengalami trauma psikososial yang parah.
Marium
Begum, ibu dari seorang anak laki-laki berusia empat tahun, mengatakan
anaknya mengalami trauma akut. Anaknya bergidik dan panik saat bertemu
orang asing.
Ia mengatakan anaknya melihat rumahnya dibakar dan
orang-orang yang menyayanginya disiksa dan dibunuh, termasuk ayahnya
yang dibawa oleh militer Myanmar dan kini belum tahu apakah masih hidup
atau sudah mati.
share infografik
Pengungsi anak mengalami trauma akut akibat kekejaman terbaru militer Myanmar.
Krisis Terburuk Sejak 2012
Krisis Rohingya kali ini adalah ledakan terburuk dari tahun-tahun sebelumnya. Ada arus masuk besar pengungsi pada 2012, 2015, dan 2016; tetapi kali ini berbeda. Saat ini amat sedikit pria dewasa dan anak muda lelaki.
Informasi dari mulut ke mulut pengungsi menyatakan
bahwa militer Myanmar secara membabibuta membunuh kaum pria dengan
menudingnya sebagai baghi.
Pelapor Khusus PBB untuk Situasi Hak Asasi Manusia di Myanmar, Prof. Yanghee Lee kepada The Hindu berkata jumlah korban tewas bisa lebih dari 1.000 orang.
“Angka ini didapat dari seluruh wilayah utara Rakhine,” ujarnya, “tidak hanya dari beberapa desa.”
Ia juga mengonfirmasi rekaman citra satelit dari organisasi Human Rights Watch yang memperlihatkan kebakaran di kawasan utara Negara Bagian Rakhine.
"Saya
bisa berkata bahwa video citra satelit Human Rights Watch baru-baru ini
menunjukkan bahwa desa-desa dibakar di sepanjang perbatasan 100 km di
Negara Bagian Rakhine. Sulit untuk berkata bahwa hanya sedikit yang
terbunuh,” ujarnya.
Muslim Rohingya disebut-sebut sebagai
minoritas etnis paling tertindas di dunia, dan status etnisnya tidak
diakui oleh pemerintah Myanmar. Sejak 1970-an, hampir 1 juta muslim
Rohingya mengungsi dari Myanmar—termasuk ke Indonesia—lantaran persekusi
negara yang sistematis dan meluas.
Menurut laporan Burma Human Rights Network, pemerintah junta militer Myanmar telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap muslim Rohingya,
di antaranya: tidak mengakui mereka sebagai warga negara, menghancurkan
masjid dan melarang mereka memperbaikinya; menyulut siar kebencian
anti-Islam; mengurung mereka ke kamp-kamp perkampungan lewat aksi
kekerasan; menyebarkan kampanye “perkampungan bebas muslim”; dan
melancarkan operasi militer di Negara Bagian Rakhine.
Menurut laporan terbaru International Crisis Group, berjudul Buddhism and State Power in Myanmar,
kehadiran Arakan Rohingya Salvation Army dalam dua peristiwa konflik di
Rakhine pada Oktober 2016 dan Agustus 2017 telah “memberi angin segar”
bagi kelompok-kelompok radikal nasionalis Buddha untuk semakin gencar
menyebarkan sentimen anti-Islam di Myanmar.
Perkembangan ini
menaikkan tensi krisis di Negara Bagian Rakhine, dan semakin terjal saja
langkah-langkah pemulihan serta upaya menjamin hak-hak asasi muslim
Rohingya.
Baca laporan lain tentang krisis Rohingya:
Milisi Rohingya dan Gejolak Konflik Etnis di Myanmar
Konflik Sektarian dan Perebutan Lahan di Myanmar
Tragedi Rohingya dan Mengapa PBB Kerap Gagal Hentikan Genosida
============
Sebagian
besar naskah ini berbasis laporan langsung oleh Adil Sakhawat, wartawan
setempat yang menulis dari perbatasan Bangladesh-Myanmar. Ia juga
menyediakan foto-foto untuk laporan ini.
Baca juga
artikel terkait
ROHINGYA
atau
tulisan menarik lainnya
Aqwam Fiazmi Hanifan
(tirto.id - wam/fhr)
SEJARAH SILAT HARIMAU KUMBANG
SEJARAH SILAT HARIMAU KUMBANG
GERAK BELARAGA
HARIMAU KUMBANG
A. SEJARAH SINGKAT
Gerak Belaraga Harimau Kumbang adalah salah satu seni beladiri yang berasal dari asli putra indonesia yang di ciptakan oleh Seniman, S.Pd.I., M.Pd.I yang di kemudian hari dalam dunia persilatan namanya akrab di panggil Ki Jadug Amongrogo bungsu dari 8 bersaudara lahir dari pasangan Kasdi Abdoel Khamidin dan Tuminah ia mempunyai naluri seorang tabib keturunan dari ayahnya, sejak kecil iman begitu beliau dipanggil berguru olah ketabiban dan Kanuragan dari ayahnya sendiri setamat belajar di madrasah ditempat kelahirannya kemudian ia berguru ilmu agama dan Kanuragan Kepada para Masyayikh di Pondok Pesantren Ringinagung Pare Kediri Jawa timur setelah itu mendalami Al-quran dan ilmu hikmah di desa Ringin Pamotan Rembang jawa tengah kemudian melanjutkan olah ilmu hikmahnya sampai ke lereng gunung salak daerah bogor.
Setelah selesai belajar dari berbagai daerah beliau pulang ke kampung halaman di desa Trimulyo Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah, ternyata setelah dirumah banyak orang yang datang silih berganti ingin menjadi muridnya akhirnya diputuskan untuk mewadahi ilmu-ilmu kanuragan khususnya ilmu beladiri yang telah di ajarkan kepada murid-murid beliau terbentuklah nama hasil olah batin beliau yakni Gerak Belaraga Harimau Kumbang yang artinya semua gerakan harimau hitam khas harimau jawa ini sebagai bentuk perlindungan diri/jaga diri yang empunya.
Jurus-jurus Harimau Kumbang menekankan pada agresivitas serangan dalam cengkraman dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam metode pelatihannya. Gerakannya yang indah khas Harimau ditambah dengan kuncian yang mematikan sehingga mendapat julukan “ Keindahan yang Mematikan”.
B. SEMBOYAN
Pesilat Harimau memiliki jiwa dan perilaku yang tidak menyombongkan diri. Mereka terkesan seperti orang yang penurut dengan sikapnya yang tunduk demi menghindari keangkuhan. Hal tersebut tergambar dalam semboyan Harimau Kumbang:
“TOTO TITI TATAG TUTUG TANGGON TRENGGINAS”
Sukses bersama Buah Naga
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
Solusi Jitu Ustadz Abdul Somad Tentang Korupsi
Probolinggo, NU Online
Bagi Indonesia keberadaan lembaga antirasuah seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah fardlu 'ain, wajib keberadaanya demi terciptanya tujuan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Karena
korupsi telah menjadi penghalang bagi terwujudnya kesejahteraan suatu
bangsa, wajib bagi kita untuk menghilangkan penghalang kemaslahatan itu
dengan melakukan pemberantasan korupsi yang oleh konstitusi utamanya
dimandatkan kepada KPK.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus
Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah
saat menerima kunjungan Ketua KPK RI Agus Rahardjo di Pondok Pesantren
Zainul Hasan Genghong, Probolinggo.
Kiai Mutawakkil bahkan
meminta para santri dan warga NU untuk terus mendukung dan mendoakan KPK
agar tetap istiqamah memberantas korupsi. "Tidak boleh ada yang
melemahkan KPK, karena keberadaannya konstitusional dan harus kita kawal
bersama," katanya.
Sementara itu, Agus Rahardjo saat
menyampaikan arahan di hadapan para mahasiswa baru Sekolah Tinggi ilmu
Hukum Zainul Hasan di sela-sela kunjungan, menyatakan optimis
pemberantasan korupsi di Indonesia kian membaik dengan optimalnya peran
KPK.
Peringkat pemberantasan korupsi dalam 10 tahun terakhir,
terus meningkat dari angka 17 menjadi 36 di tahun ini. Sebuah
peningkatan yang harus terus dipacu, dan salah satunya dengan
keterlibatan masyarakat termasuk kalangan santri dan pondok pesantren.
Lebih
lanjut, Agus Rahardjo mengajak para santri dan masyarakat luas untuk
melaporkan kepada KPK apabila menemukan praktik korupsi di daerah
masing-masing.
"Selain penindakan, KPK memiliki mandat pencegahan
korupsi yang ini harus bekerja sama dengan semua pihak, termasuk dengan
pesantren dan Nahdlatul Ulama," lanjutnya.
Selain ke Pesantren
Genggong, Ketua KPK juga slayurahim ke PP Nurul Jadid Paiton
Probolinggo, PP Sidogiri Pasuruan, setelah sebelumnya juga sowan
pesantren Tebuireng dan Lirboyo. (Red: Mahbib)
Benarkah Jamaah Tabhlig Ahlul Bid'ah ?
H As'ad Said Ali
Jamaah Tabligh didirikan oleh syeikh Muhammad Ilyas bin Syeikh
Muhammad Ismail, bermazhab Hanafi, Dyupandi, al-Jisyti, Kandahlawi
(1303-1364 H). Syeikh Ilyas dilahirkan di Kandahlah sebuah desa di
Saharnapur, India. Ilyas sebelumnya seorang pimpinan militer Pakistan
yang belajar ilmu agama, menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke
Delhi sampai berhasil menyelesaikan pelajarannya di sekolah Dioband,
kemudian diterima di Jam’iyah Islamiyah fakultas syari’ah selesai tahun
1398 H. Sekolah Dioband ini merupakan sekolah terbesar untuk pengikut
Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun 1283H/1867M.
<>
Di
Indonesia, hanya membutuhkan waktu dua dekade, Jamaah Tabligh (JT)
sudah menggurita. Hampir tidak ada kota di Indonesia yang belum
tersentuh oleh model dakwah mereka. Tanda kebesaran dan keluasan
pengaruhnya sudah ditunjukkan pada saat mengadakan “pertemuan nasional”
di Pesantren Al-Fatah Desa Temboro, Magetan, Jawa Timur pada tahun
2004. Kenyataan ini sungguh di luar dugaan untuk sebuah organisasi yang
relatif baru dan tidak mempunyai akar di Indonesia.
Merebaknya
JT sebenarnya hanyalah salah satu sekuen dari perkembangan serupa di
banyak negara. Kelompok ini sekarang sedang mewabah di seluruh dunia,
dan menjadi ujung tombak gerakan islamisasi di negara-negara atau
daerah-daerah non-muslim. Mereka bisa karena menawarkan format Islam
yang lebih ramah, sederhana, sentuhan personal serta tekanan pengayaan
spritualitas personal. Format semacam ini bagaimanapun mengisi ruang
kosong yang ditinggakan oleh kapitalisme dan modernisme.
Meskipun
demikian, JT tetap menimbulkan kontroversi. Sebagian kalangan menuduh
kelompok ini adalah bagian dari jaringan Islam garis keras. Namun,
sebagian lainnya, justru berpendapat berbeda. JT dianggap semata-mata
komunitas dakwah yang bersifat apolitis. Adanya perbedaaan pandangan
yang sangat tersebut menunjukkan komunitasnya ini sesungguhnya belum
banyak dieksplorasi sehingga tidak mudah dipahami. Hal ini sebenarnya
wajar, mengingat komunitas ini relatif kurang terbuka kepada publik.
Pemikiran Dasar
Dalam gerakan Islam kontemporer, Jamaah Tabligh
adalah gerakan dakwah yang mempunyai pengikut yang terbesar, pengikutnya
hampir ada di setiap negara baik yang dihuni oleh mayoritas muslim
maupun non Muslim. Banyaknya pengikut Jamaah Tabligh di berbagai negara
tidak terlepas dari pemikiran yang ditawarkan Jamaah Tabligh kepada
pengikutnya. Ada dua prinsip yang sangat fundamental bagi Jamaah Tabligh
yaitu tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan tidak membahas
masalah keagamaan yang bersifat khilafiyah.
Pemikiran
Jamaah Tabligh lebih jauh bisa dikatakan bertolak belakang secara
diametral dengan gerakan dakwah Islam lainnya. Sedikitnya ada empat
prinsip dalam Jamaah Tabligh yang paradoks dengan gerakan dakwah Islam
lain;
Pertama, menurut Jamaah Tabligh, pada saat ini
pintu ijtihad sudah ditutup. Sebab menurut Jamaah Tabligh, syarat-syarat
ijtihad yang dikemukakan ulama salaf sudah tidak ada lagi di kalangan
ulama saat ini. Karena itu, ada keharusan bagi kaum muslimin untuk
bertaklid. Pemikiran sangat bertentangan dengan pemikiran Muhammad
Abduh, pemikir muslim dari Mesir, yang membuka pintu ijtihad
seluas-luasnya agar kaum muslimin dapat maju.
Kedua, pendekatan
dakwah dan ibadah yang digunakan adalah dengan cara tasawuf, tidak
dengan politik, sosial, budaya ataupun perlawanan bersenjata. Sebab
Jamaah Tabligh sangat meyakini bahwa tasawuf adalah cara untuk
mewujudkan hubungan dengan Allah dan memperoleh kelezatan iman.
Mengutamakan ibadah mahdhoh, sebagaimana tasawuf, banyak
ditentang oleh gerakan Islam lainnya terutama oleh gerakan Wahabi,
Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin dll.
Ketiga, Jamaah Tabligh tidak memandang perlu nahi munkar, dengan
alasan bahwa fase sekarang menurut Jamaah Tabligh adalah fase
mewujudkan iklim yang kondusif bagi masuknya kaum muslimin ke dalam
Jamaah mereka. Dengan prinsip ini, kehadiran Jamaah Tabligh di berbagai
tempat nyaris tak mendapat resistensi. Prinsip ini banyak mendapat
kritik dari berbagai kalangan pemikir Islam, sebab dengan demikian
(tanpa nahi munkar) Islam seperti agama Hindu, hanya menyeru kebaikan, tanpa mau mencegah kemunkaran.
Keempat, Jamaah
Tabligh memisahkan antara agama dan politik. Setiap anggota tidak
berhak mengkaji politik atau terjun ke dalam urusan yang berhubungan
dengan pemerintahan. Sebab menurut Jamaah Tabligh politik praktis hanya
akan membawa kepada perpecahan.
Konsep Khuruj
Salah satu ciri khas gerakan Jamaah Tabligh adalah adanya konsep khuruj (keluar
untuk berdakwah). Dalam konsepsi Jamaah Tabligh, seseorang akan
dianggap sebagai pengikut Jamaah Tabligh, jika sudah turut serta dalam khuruj. Sebab khuruj bagi Jamaah Tabligh merupakan sebuah kewajiban.
Konsep khuruj yang dibangun Jamaah Tabligh berdasarkan landasan teologis pimpinan Jamaah Tabligh. Landasan hukum khuruj bagi jamaah tabligh berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an (Al-Imran : 104 dan Al-Imran :110).
Begitu juga dengan hadist, khuruj didasarkan
pada satu hadits Nabi yang berbunyi "apabila ummatku di akhir zaman
mengorbankan 1/10 waktunya di jalan Allah, akan diselamatkan." Maka
setiap hari mereka juga harus menyisakan 2,5 jam waktu mereka untuk
berdakwah. Yang lebih menekankan kepada aspek pembinaan suluk/akhlak,
ibadah-ibadah tertentu seperti dzikir, zuhud, dan sabar.
Penafsiran akan arti khuruj
yang dimaksud oleh ayat di atas, berdasarkan mimpi pendiri Jama’ah
Tabligh ini, yakni Maulana Ilyas Al-Kandahlawi, yang bermimpi tentang
tafsir Al-Qur’an Surat Ali Imran 110 yang berbunyi : “Kuntum khoiru ummatin ukhrijat linnasi …” menurutnya kata ukhrijat dengan makna keluar untuk mengadakan perjalanan (siyahah).
Konsep khuruj dalam aplikasinya terdiri dari tiga tahap;
• 3 hari dalam sebulan
• 40 hari dalam setahun
• 4 bulan sekali dalam hidup
Dalam khuruj yang dilakukan, tempat dan target dakwah sudah ditentukan. Biasanya mereka yang khuruj berkelompok terdiri dari 5-10 orang. Mereka biasanya diseleksi oleh anggota syura Jamaah Tabligh siapa saja yang layak untuk khuruj.
Mereka yang khuruj dikirim ke berbagai kampung yang telah ditentukan.
Di kampung tempat berdakwah, para Jamaah Tabligh ini, menjadikan masjid
sebagai base camp. Kemudian mereka berpencar ke rumah-rumah
penduduk untuk mengajak masyarakat lokal untuk menghadiri pertemuan di
masjid dan mereka akan menyampaikan pesan-pesan keagamaan.
Konteks Politik
Apabila
mencermati ajaran dan metode dakwahnya, JT memang tetap setia dengan
pendekatan non-politik. Pendekatan ini telah sukses menarik kalangan
non-muslim maupun muslim yang kurang taat untuk menjaid muslim shaleh.
Namun,
JT sesungguhnya tidak pernah menarik garis tegas dengan gerakan-gerakan
Islam radikal. Oleh karena itu, politisasi JT selalu terjadi. Hal ini
ditunjang oleh metode pembinaan pasca tabligh yang lemah, menjadikan
massa penganut JT mudah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok Islam
lainnya.
Inilah yang terjadi di Pakistan. Konstituen JT yang
meluas pada akhirnya dimanfaatkan oleh beragam kekuatan. Presiden
Pakistan, Mohammad Rafique Tarar dan Perdana Menteri Pakistan, Nawaz
Sharif, adalah tokoh penting yang pernah memfasilitasi perkembangan JT
di Pakistan. Sayangnya, JT juga pernah terlibat usaha kudeta militer di
Pakistan pada tahun 1995. Di samping itu, beberapa anggotanya juga
terlibat dalam organisasi Harakat ul-Mujahideen, sebuah kelompok Islam
garis keras di Pakistan.
Sekarang ini bahkan diyakini bahwa sebagian besar pendukung Taliban di Afganistan, juga merupakan konstituen JT.
Jaringan Jamaah Tabligh
Pengikut
Jamaah Tabligh tersebar di lima benua terdiri dari 215 negara. Adapun
pusat Jamaah Tabligh berada di perkampungan Nidzammudin, Delhi, India.
Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikelilingi oleh 4
kuburan wali. Dari Niszamudin inilah gerakan Jamaah Tabligh
dikendalikan.
Meski pusat gerakan di India, namun negara lainnya
seperti Banglades dan Pakistan tidak kurang pentingnya dalam gerakan
Jamaah Tabligh. Sehingga poros India-Pakistan-Bangladesh, menjadi
semacam base camp bagi para aktivis jamaah tabligh. Setiap
orang disarankan meluangkan empat bulan khuruj-nya ke tiga negara di
Asia Selatan tersebut. Sebab ketiga negara tersebut,
India-Pakistan-Bangladesh bisa diibaratkan sebagai centre of excellence sebagaimana Universitas Al-Azhar, Madinah, Harvard, Oxford, atau MIT bagi ilmu-ilmu.
Pentingnya ketiga tempat ini, terlihat dari antusiasnya anggota jamaah Tabligh dalam menghadiri acara ijtima’
yang diadakan setiap tahun. Pada tahun 1998 telah diadakan konferensi
internasional tahunan di Raiwind dekat Lahore dan di Tongi dekat Dhaka,
Banglades, yang telah dihadiri lebih dari satu juta kaum muslimin dari
94 negara. Konferensi internasional Jamaah Tabligh tahunan ini merupakan
berkumpulnya umat Islam terbesar kedua setelah haji di Mekkah, 'the second biggest muslims gathering after hajj'.
Konferensi
internasional tahunan jamaah tabligh ini juga diadakan di Amerika Utara
dan Eropa. Konferensi tersebut bisa mendatangkan 10.000 muslim, dari
seluruh negara-negara di Amerika Utara dan Eropa, mungkin salah satu
perkumpulan terbesar muslim di Barat.
Untuk mengadakan acara Internasional tersebut atau ijtima’
dana didapatkan dari para donatur jamaah tabligh. Para donatur tersebut
pada umumnya adalah para pedagang yang juga anggota jamaah tabligh.
Para donatur menyumbang seikhlasnya, namun karena pada umumnya para
donatur adalah wiraswastawan, maka kebutuhan untuk ijtima’ selalu tertutupi.
Dalam
menjalankan organisasi jamaah tabligh, mempunyai beberapa kantor
perwakilan yang menjadi koordinator dakwah disetiap wilayah. Seperti
disebutkan di atas kantor utama Jamaah Tabligh, yang dikenal dengan nama
Markaz di Nizamudin, New Delhi, India. Kantor utama di Eropa adalah di
Dewsbury, Inggris. Asia Timur berpusat di Jakarta, Indonesia. Untuk
Afrika berpusat di Derbun, Afrika Selatan.
Meski tersebar di
berbagai negara dan memiliki anggota ratusan ribu, namun jamaah tabligh
secara administratif tidak mencatat setiap anggotanya. Keanggotaan lebih
ditentukan melalui ikatan emosional. Keanggotaan terkontrol bila ada
acara-acara ritual mingguan, bulanan atau ketika khuruj. Demikian
juga dengan struktur organisasi, nyaris dibilang tak mempunyai
struktur, yang ada hanya amir dan para pembantunya yang tidak
terstruktur.
Jamaah Tabligh di Indonesia
Jamaah
Tabligh di Indonesia meski tak sepopuler organisasi masyarakat seperti
Muhammadiyah atau NU, namun Jamaah Tabligh terbilang mempunyai anggota
yang cukup banyak. Anggota Jamaah Tabligh di Indonesia sangat
bervariasi, mulai dari artis sampai dengan tentara, kalangan profesional
dll. Pusat markaz jamaah tabligh di Indonesia berada di Jakarta,
khususnya di masjid Masjid Kebon Jeruk di Jl Hayam Wuruk, Jakarta Kota.
Di
masjid yang sudah berusia lebih dua abad ini, kita akan menjumpai
ratusan jamaah yang hampir seluruhnya berjenggot. Mereka juga
menggunakan surban, pakaian takwa dan peci putih, yang biasa dipakai
umat Islam di Indonesia. Tapi kita juga akan mendapati jamaah yang
memakai surban dengan baju panjang sampai lutut, untaian tasbih atau
tongkat di tangan, janggut berjenggot, dahi hitam, dan aroma minyak
cendana, khas jamaah dari Asia Timur.
Pada acara ijtima’ internasional
rombongan jamaah tabligh dari Indonesiapun turut hadir. Rombongan dari
Indonesia datang berasal dari berbagai profesi, antara lain pimpinan
pondok pesantren, pengusaha muda, eksekutif muda, artis, pedagang kaki
lima, pegawai negeri, dan bupati. Artis Gito Rollies adalah salah
seorang di antaranya. Acara ijtima’ untuk skala Indonesia juga pernah dilakukan di Medan, Lampung, dan Jakarta.
Acara ijtima’
jamaah tabligh untuk skala Asia Tenggara, baru-baru ini (2004)
dilakukan di di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Desa Temboro,
Kecamatan Keras, Magetan. Acara yang dihadiri oleh sekitar 20.000
anggota Jamaah Tabligh -- ini terbilang istimewa, sebab calon wakil
presiden Yusuf Kalla turut hadir dalam acara pembukaan tersebut. Acara
ijtima’ ini merupakan awal dari acara khuruj yang menjadi program Jamaah Tabligh.
Sebanyak 20.000 anggota Jamaah Tabligh siap khuruj
ke berbagai pelosok di Indonesia. Anggota jamaah sebanyak 20.000 orang –
yang juga dihadiri, dari negera-negara ASEAN, Saudi Arabia, Pakistan,
India dan beberapa negara muslim lainnya -- tersebut akan dipecah dalam
rombongan, masing-masing rombongan terdiri atas 7 hingga 12 orang.
Tempat yang akan dikunjungi Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan
Sumatera. Mereka semua dibekali dengan surat jalan dan identitas diri.
Kemudian setelah tiba di tempat yang dituju, mereka harus melapor ke
pihak keamanan.
Jumlah Anggota
Jumlah anggota Jamaah Tabligh dibagi pada tiga kategori. Pertama,
anggota aktif, yang dimaksud dengan anggota aktif, adalah mereka yang
selalu berdakwah (membaca Riyadhus Shalihin atau kitab yang dijadikan
referensi oleh Jamaah Tabligh, setelah shalat dhuhur atau Asar di
berbagai masjid) dan juga pada umumnya anggota aktif selalu memakai
pakaian yang dianggap sunnah seperti pakaian putih dengan sorban dan
berjenggot dan juga selalu rutin menghadiri pengajian mingguan setiap
Jum’at malam. Jumlah anggota aktif ini tidak terlalu banyak ada sekitar
7.500 orang diseluruh Indonesia. Jumlah anggota aktif ini juga terkait
dengan pekerjaan, pada umumnya anggota aktif adalah para pedagang atau
wiraswastawan.
Kategori kedua adalah anggota yang
setengah aktif, mereka adalah anggota Jamaah Tabligh yang kadang-kadang
mau berdakwah (membaca Riyadhus Shalihin atau kitab yang dijadikan
referensi oleh Jamaah Tabligh, setelah shalat dhuhur atau Asar di
berbagai masjid), mereka juga kadang-kadang memakai pakaian putih dan
sorban dan juga kadang-kadang mengahadiri pengajian Jum’at malam. Jumlah
anggota kategori kedua ada sekitar 10.000 orang di seluruh Indonesia.
Anggota kategori kedua, pada umumnya menjadi pegawai, sehingga mempunyai
waktu yang terbatas.
Kategori ketiga, anggota tidak
aktif atau masih pada tahap belajar. Karakter anggota ini, tidak pernah
mau berdakwah kecuali kalau diajak oleh anggota aktif. Pada umumnya
belum begitu paham dasar-dasar Islam. Tidak pernah berpakaian putih
(gamis) dan bersorban dan pada umumnya malu kalau menyatakan diri
sebagai anggota Jamaah Tabligh. Keterkaitannya dengan Jamaah Tabligh
jika diajak khuruj dan mempunyai waktu mereka pada umumnya ikut serta khuruj. Kategori ketiga tidak mempunyai kaitan dengan status pekerjaan. Jumlah anggota non aktif ini sekitar 15.000 orang.
* Wakil ketua umum PBNU
Langganan:
Postingan (Atom)